Adik-Kakak
"gmn sih, gitu aja
lupa?!" canda temanku dulu, tp di pandanganku, matanya tajam, memicing,
nada tinggi, kesal benci padaku.
mungkin kan dia bercanda, bukan dalam rangka menghardikmu
ah, dia pasti benci sama aku yg lupaan, ceroboh,
ga fokusan, yg menyebalkan pokoknya, orang2 umum pasti benci aku,
yg nerima aku, ya cuma sesama ODB, dokter,
psikolog, orang2 profesional.
aku gabisa interaksi pd orang umum. Ada yg
bilang, minoritas hanya di mengerti minoritas.
mereka pasti anggep aku gila
bukan aku niat mengasingkan diri dr lingkungan
sosial pd umumnya.
tp aku mau menjaga kesehatan jiwa mereka.
kalau aku interaksi sama mereka, nanti mereka
ikut stress, ketularan sama aku
dan lgi pula adikku yg
satu, suka sensitif, dikit2 baper, orang matanya aga memicing aja, atau becanda
dikit aja, si adik2ku ini, jd senggol bacok. persepsi2, kemakan asumsi2, marah2
sendiri, kesal, padahal orang normal lain ga se lebay ini.
aku takut, kalau aku interaksi sm orang2 umum yg
ga paham, mereka akan jd menekan, jd menstigma ku, melabeli aku gila,
menganggap aku aneh, dsb... krn aku jg ga bisa paksa mereka untuk paham, aku jg
ga bisa paksa mereka untuk ngertiin aku. solusinya klo aku mau di terima
mereka, aku hrs adaptasi, dan jd manusia normal. masalahnya aku, seumur hidup,
otakku ya begini, bukan aku nyerah aku pasti ga bisa sembuh. tp fakta dan
sunnatullahnya, gangguan jiwa itu ga bisa sembuh, tp bisa pulih.
spt di hightlightnya Mbak @vindyariella sembuh dan pulih itu beda. Aku makin
tertekan dan stress, dan makin benci sm diri ku sendiri, ketika ada 1 atau 2
orang yg bilang "kamu baik2 saja mah, kamu pasti sembuh, semangat! kamu
akan spt dulu lagi, kamu akan jd normal, harus yakin sama Allah ya..suatu hari
nanti, km pasti bisa lepas dr obat" kalimat itu klo di baca orang lain ky
nenangin banget ya...tp bagi aku, itu sebuah tekanan yg besar
yang kami pikirkan atas
kalimat nasihat dan kepedulian itu, justru punya efek negasi, yaitu, mereka
seakan2 memaksa ku untuk hrs jadi sembuh (bukan sekedar pulih) mereka maksa ku
untuk ga nerima kondisi bipolar ini, memaksaku untuk hrs punya otak yg cairan
neotransmitter atau aplah itu hrs sama sehatnya dgn kondisi orang pad umumnya,
mereka memaksaku, untuk gak boleh minta pertolongan lewat jalur obat, padahal
obat adalah salah satu ygbisa menolongku untuk pulih, mereka seakan2 ga nerima
kondisi aku yg bipolar, mereka ingin aku baik2 saja, mereka hanya nerima sisi
baikku saja, ga menerima kondisi kami (aku dan "adik2ku" dlm diriku)
sama saja, mereka berkata "kamu itu ga usah
lebay, ga usah merasa paling menderita di dunia ini, orang2 juga sama punya
suara2 itu, mereka ga ngeblowup, ga sombong koar2 mereka bipolar, krn ga ada
namanya bipolar itu, itu cuma akal2an ilmuan barat yg menyesatkan.
dlm islam, ga ada pribadi terpecah ky itu, kamu
itu sesat!
mereka, yg di muka spt peduli dan ingin menolong
aku, atau mungkin mengkasihani aku, sptnya dlam lubuk mereka yg terdalam,
sebenarnya jijik dan kesal sama tingkah polahku yg aku salahkan pd kondisi
penyakit jiwaku.
mereka kesal, kenapa rohmah hrs cari perhatian
spt itu, kesal sama omah yg emosional tidak stabil itu.
iya sih, siapa yg ga kesal ya? (maap kalau dlm
pandangan kalian, tulisanku bertele2, mbulet, gak jelas, ga substabtif)
orang2 kan lebih suka dgn
orang yg damai, yg sejuk, yg mikirnya jernih, yg bisa rasional. bukan trouble
maker spt kamu rohmah!
okeh... ya aku hrs terima kenyataan itu. lalu
habis ini gmn?
sialnya, aku ga kuasa mengatur sistem syaraf
simpatik dan parasimpatetik. mereka semena2 kadang, tiba2 ddenyut jantung
meningkat, sampe ga bisa tidur, kadang mereka nyuruh aku muntahin makanan,
nyuruh aku ga boleh makan, keringet dingin, aku jd gagap dsb. Sial! gmn yah
caranya ngatur syaraf2 otonom itu? apa ga bisa? kan aku manajernya, aku yg
seharusnya bisa mengatur! knp mereka ga patuh sm aku sih! knp mereka sering
ganggu aku sih! kesal!
Trus, aku bingung, apa ini gara2 kenakalan
syaraf otonomku, tiba2 aku (kata temenku) suatu saat sedang kerja kelompok,
tugas MK manajemen waktu itu, tiba2 aku meracau, ngomong ga nyambung, ky bukan
aku. sial! aku terambil alih. dan sialnya ga sadar! duh jahat bgt, kesel
banget, iseng banget sih "adik2" di dalam tubuhku ini.
bahkan, sialannya, waktu
aku terima nilai paperku, kan paperku di koreksi tuh,,, ada satu kalimat, entah
paragraf dlm paperku, ygsama sekali ga nyambung sama rumusan masalah. Gila!
bahas ttg kerajaan entah berantah, ada naga, api, dst... kayak dongeng sendiri.
Aku ga nyadar siapa yg nulis itu. Setauku, semua laptop, arsip2ku selalu ku
protect, ku kunci, ga ada yg bisa akses. lalu siapa? berani2 nya mengacaukan
studiku. Ah gila sih ini!
dan...terus saran dr orang2 profesional, aku hrs
terima kondisiku ini, dengarkan mereka punya suara dan tuntutan apa, perlakukan
mereka spt adik sendiri. Masalahnya aku ga puny adik, aku ga tau menghadapi
seorang adik tuh gmn. katanya, adik2 kecil itu kadang suka manja, merengek,
suka ingin minta ini itu, kalau ga di penuhi keinginannya, mereka ngamuk,
semakin kita marahi, maka semakin adik2 kecil itu berontak, ganggu dan mengusik
dan minta terus perhatian kita.
coba, kita dengarkan,
kita terima adik2 kecil itu, kita perhatikan, kita rangkul, kita peluk, kita
sayangi, cintai,
mungkin adik2 kecil itu ada maksud yg terpendam
yang mereka sulit menyampaikan dgn baik, maka biasanya dgn cara berteriak,
nangis, atau bentuk2 perilaku yg klo kita gak sadari seakan2 perilaku itu
perilaku konyol, spt orang gila.
padahal ya engga gitu, bukan kita mentolerir,
memanjakan atau bersikap lemah dan tdk tegas sama adik2 kecil itu, tapi coba
kita lebih pahami dan dalami, sebenarnya ada pesan apa yg ingin mereka ingin
sampaikan.
walaupun dr luar, seakan2
adik2 kecil itu benci, kesal, sama kita, atau mereka itu yah, namanya adik
kecil kadang nakal dan menjengkelkan. tapi pada dasarnya, krn kita bersaudara,
dalam lubuk hatinya mereka sayang sama kita, ingin minta di ajak main, ingin
perhatian kita, ingin celotehannya di dengarkan, ingin ide2nya di aktuskan.
Adik2 kecil ini sebenarnya anak yg lucu loh,
anak yg ceria, charming, yg menyenangkan, menggemaskan, dan pada dasarnya pula,
walau kita kadang merasa terganggu, terusik sama adik2 kecil kita ini,
sebenarnya kita sayaaaaang banget sama mereka, ketika ada orang yg mau
membahayakan mereka, pasti sbg kakak, kita ada naluri ingin melindungi,
membela, dan ingin menolong mereka.
Bukan krn sebatas kasihan, tp krn ikatan
persaudaraan itu bukan sedangkal hubungan profesional dokter dan pasien, hubungan
kakak adik itu abadi, tali persaudaraan itu lebih kompleks dan lebih unik dr yg
kita bayangkan, kompleks bkn dlm artian negatif, tp memang krn seumur hidup
berinteraksi, maka ya pasti ada gesekan, bahkan mungkin ada permusuhan,
kebencian, mungkin beda prinsip, ada trauma antar adik kakak tsb, ada saling
iri, saling dendam bahkan,
ya,,, terima saja faktanya ada dinamika tsb,
tapi jgn menafikkan juga, bahwa aku dan mereka adalah bersaudara. satu ibu,
satu bapak, satu darah. maka, tetap dasarnya, pasti ada CINTA. ingat ketika
dulu kecil melihat kita sama2 bertumbuh dalam buayan ibu dan bapak, di
gendong2, di ajarkan cara bicara, di ajarkan cara bercerita, di ajarkan
berjalan, berlari, di dongengkan dongeng sblm tidur, dimandiin, di suapin, di
bajuin, cerita2 bareng, dan semua kisah2 persaudaraan yg tak akan lekang oleh
jaman. akan selalu terkenang, dgn adik kita ini, kita paling tau ttg dia, dia
suka apa, sedih krn apa, dia benci apa, dia cinta apa, kita paling tau, bahwa
kita sebenarnya saling menyayangi, dan mencintai.
karena mereka adalah
adik2ku. (yg mungkin adl fregmen2, pecahan2 pribadi atau apalah bahasa
kedokterannya) tp kata mas Naga @kang_naga1 , kita bisa mulai berdamai dgn mereka,
anggap sj sbg adik kecil kita. Seru deh, punya adik baru yg baru aku sadari.
Aku akui keberadaan kalian, aku mensyukuri
tingkah polah kenakalan dan kelucuan kalian. ya, aku akui, aku kadang kesal.
tapi aku sekali lagi, sayang kalian. Adik2ku. Terimakasih selama ini membentuk
ku, melindungiku, menegurku, menyemangatiku, menghiburku, mendengarkan aku. Aku
cinta adik2ku, aku cinta kalian.
Aaamiin
Comments
Post a Comment