Pertikaian di Jalan
Assalamualaikum. Semoga
ga bosen berbincang2 sm orang biasa yg jauh dr kecukupan ilmu pengetahuan (ya
iya atuh, krn sy masih ingin belajar, masa dikit2 merasa puas dan merasa paling
pintar) oke lanjut.
Jd gini guys, td pagi aku kan biasa yah 20 km dr
air biru ke arah air merah. Nah di daerah per4an ke 7, di tengah jalan, udah
ada bapak2 pake kaos oblong putih kumal, pake caping udah bolong2, dia pegangi
gerobak becak dorongnya, di jalanan itu, ada jufa bapak2 satpam setagam lengkap
baju warna navy ga tau blue black.. Ya mirip2 2 warna itu lah.. Trus ada juga
ibu2 cantiiik sekali, rambutnya panjang terurai, kulitnya putih aga kuning langsat,
make up full, baju perlente.. Di pinggil jalan kiri sptny mobilnya civic
mungkin, aku ga jelas liat merk mobilnya (pokoknya mirip2 mobilnya shin
chageong di prince hours) tp ucapan si ibu2 cantik ini ternyata aga aga ga
secantik parasnya aku ga jelas bicara apa.. Cuma terdengar "becaknya
nyenggol mobil sy nih!" dgn nada berapa oktaf, tinggi gitu lah.. Tangannya
menunjuk2 si bapak tua, alis jd hampir beradu mengerut, mata aga maju berapa
senti, ga tau udah offside yah.. Gmn yah jelasinnya sayangnya mataku ga ada
kamera yg langsung bisa ngerekan kejadian tdi lah intinya ekspresi spt sedang
sy bermain drama jd kakaknya purbasari ayuwangi pas smp yg di perankan
oleh @shellysylviadewi yg jd lutungnya si @yudimf wkwk asa bodor jd inget drama itu lagi..
Hehe.. Okeh sampe mana td.. Oh ya... Nah si bapak tua murungkut, menundukkan
kepalanya.. Mungkin sambil bilang "aduh punteun neng, hapunteun" oh
ya ada penduduk sekitar situ, pake sarungn bantu ambilin buah2an yg jd
muatannya gerobak becak si Bapa, terlihat di jalanan itu buah mangganya ada yg
terlindas mobil motor yg lewat, juga buah2 pepaya... Jd ancur tak berbentuk...
Biji2nya keluar keliatan... Ada juga sprnya jambu2 air warna merah segar2, ada
juga jeruk2 menggelinding lari2 jauh susah terkejar... Sampe si bapak sarungan
itu hanya mampu mengampihkan, mengambil beberapa buah yg masih utuh...
Dari peristiwa tsb,
respon temen2 gmn? Sok boleh dm atau di komen. Krn bisa jd 1 peristiwa bakal di
persepsi di sikapi beragam oleh tiap orang. Krn bgmn pun, manusia punya
konteks, kondisi jiwa, kecenderungan persepsi, preferensi, yg membuat mereka
merespon suatu peristiwa itu dgn cara yg berbeda2, akhirnya terkesan ya
relative, tergantung freewill masing2.
Contoh peristiwa nyata tadi pagi itu, ada yg
langsung berpikir “ya ampuun,,, jahat bgt ibu2 itu kok ga sopan ke si bapak,
kasian dong itu buah2an nya jd bececeran, bias jd itu dagangannya untuk
menafkahi anak cucunya, kasian banget si Bapak, sampe menunduk gitu seakan2 ga
ada daya, walaupun mungkin benar salah bapak nya yg nubruk mobil, tp seharusnya
si ibu itu jgn segitunya atuh” tapi ada juga yg bilang “kasian bgt si ibunya,
mobol civic nya rusak, penyok, bayangin dia udah ngumpulin banyak uang susah
payah beli mobil, eh ini malah di tubruk aja sama aki2 bolor knp ga hati2 sih
sampe ngerusak mobil ibu2 itu” atau ada juga yg bilang “yah mungkin 2 2nya ada
keliru” atau juga “sy sbg satpam disini hrs menengahi, hrs menyelesaikan
masalah” ada juga kan yg “eta karunga bungbuahanna, aku bantu ambilin” ada juga
yg “apaan tuh ribut2, ah kabur ah, bodo amat, yg penting gw ga kena masalah”
aku ga bias ketik in setiap potensi2 pikiran orang2 saat itu, baik yg ada di
tempat kejadian, maupun yg baca cerita tadi. Bias jadi ya macem2 lah.. Coba
deh, itu baru 1 peristiwa di pagi hari ini, di tempat itu, di peristiwa yg
rohmah alami, banyak peristiwa2 lain, sesuatu2 lain, konsep2 lain yg bias jadi
AKAN BANYAK PERSEPSI, banyak pikiran2, perasaan2, perilaku2 yg SGT SGT
VARIATIF.
Bgmn pun, manusia
hakekatnya punya freewill masing2, punya kebebasan untuk berpikir, merasa dan
berperilaku. Bebas memilih pilihan respon akan suatu stimulus tertentu. Ga ada
satu manusia pun yg mau di kekang dlm artian di paksa2 tanpa muncul dr
kesadaran dan pilihan dirinya. Bahkan ada orang yg ga milih merespon apapun,
itu udah bentuk pilihan dia untuk tdk merespon.
Makanya,pantas saja, ada orang2 yg “over bebas”
yg menyuarakan kebebasan dlm kacamata idealism liberal. Aku ga mau panjang
lebar ttg ini, aku bukan ahli pembahasan ideology, khawatir sy keliru, dan ini
aga sensitive juga yah,, aku serahkan ke ahlinya saja.
Tapi tdk apa2kan aku tetap meneruskan mengetik
ide2 pikiranku, mohon maaf aku bukan sedang menulis krn mungkin aku blm bisa
menyampaikan sumber2 detil pemikiranku dr mana, ini hanya coretan biasaku saja,
hanya opini ku saja. Bukan makalah ilmiah atau apa. Maaf yah kalau anda kecewa.
Tp izinkan aku menikmati demokrasi di Negara ini.
Oke lanjut, sampe mana tadi. Oh ya.. td kan
disebutkan manusia punya kebebasan memilih, ga mau terkekang dan dipaksa
memilih. Oke aku setuju. Tapi ingat, spt yg kita tahu sblmnya, dan ini udah jd
asumsi, bahwa PILIHAN MELAHIRKAN KONSEKUENSI. Apa sih konsekuensi itu? Bahasa
sederhananya adl AKIBAT, sesuatu yg muncul efek dr sesuatu yg menjadi sebab
yaitu ya td pilihan kita itu. (hadeh maaf aku blm bias menggunakan bahasa
Indonesia yg baik dan benar, kaidah eyd yg efektif dsb) Dan gini loh rek,
konsekuensi itu nyatanya selain pastinya berefek pada diri kita secara
individu, akan berefek pula pada orang lain, social dan alam sekitar kita. Nah
itu loh yg perlu kita perhatikan, sehingga ketika pihak2 idealisme liberal
menyatakan kebebasannya itu atas dasar egosentris, yah silahka ntemen2 kritisi
sendir,seharusnya udah bias paham dimana letak lemahnya. Trus gmn atuh?
Pendapat pikiran perasaan perilaku orang kan beda2, jd pilih standar siapa? Hm…
coba siapa coba… hehe
Contoh tadi aja, cerita
ttg interaksi “harmonis” (baca konflik) antara si aki2 dan ibu2 cantik. Kan
macem2 yah reaksi orang2 itu, kalau mau nurutin semuanya ya apa… sehingga
dikatakan penilaian yg benar itu standarnya bgmn? Apakah ikut standar pikiran
si aki2, si ibu2 cantik, satpam, yg ngambil buahnya, atau justru yg benar adl
yg ngaleos lewat aja tanpa peduli peristiwa itu… numana yeeuh? Apa serelatif
itu? Apa kebenaran itu ga bias kita ungkap, krn kebenaran itu ya udah relative
kumaha masing2 weh…. Nah ini, mungkin jd salah satu penyebab konflik itu ga beres2,
krn bingung mau pake standar apa. Hayoh kumaha?? Hellow…padahal kita udah perna
hdi ajarin loh disekolah ttg jawaban2 itu, di PPkn, di IPS, di mata2 pelajaran,
di bentuk2 contoh2 ibu bapak guru mengajari kita. Apa coba?
Krn manusia itu rawan bergesekan kepentingan,
pikiran, rasa perilaku yg beragam itu membuat manusia saling kres antara hak
dan kewajiban, yah intinya potensi konflik itu tadi, (bahka sampai ke perang
dsb) itu krn KEADILAN HUKUM tdk di tegakkan. Makanya, ada aturan, ada hokum,
ada norma berlaku di masyarakat, yg konteks kita di Indonesia spt di UU No.10
tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, sebagaimana yang
termuat dalam Pasal 2 UU No.10 tahun 2004 yang menyatakan bahwa ”Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum negara” (aku goggling, sok liat aja
di UUnya) disana, terjabarkan mana yg diktakan benar, dikatakan salah… (aku ga
perlu jelasin lagi ttg hubungannya Pancasila dgn sandar hokum agama spt apa,
krn menurutku ya ga bias langsung di buat dikotomi, di adu2 seakan2 tdk bisa
akur –pelajari sendiri hal ini yah, aku blm punya kapasitas bahasnya disini- )
Oke, akhirnya kan adanya
peraturan, hokum di sekitar kita apakah spt meme meme itu bilang “aturan ada
untuk di langgar” itu ajaran darimana? Dasar pertanggungjawaban dr tagline itu
apa? Justru adanya aturan, hukum, norma dsb mulai dr pancasila, UUD dasar, UU,
perpu, aturan di sekolah, aruran rw rt, aturan2 di rumah, aturan klo kerja
kelompok, aturan di kantor, norma2 di masyarakat semua itu bukan suatu upaya PENGEKANGAN.
Bukan menjadikan dasar manusia bebas td itu terhilangkan. Tetap, kita toh
alhamdulilLlah bisa berekspresi, bisa bersuara, bisa berkarya, bisa berpikir,
merasa, berperilaku tanpa ada tombol on off di kepala kita spt kita jd robot,
engga tuh..kita tetap jd manusia ketika ada aturan2 itu. Aturan itu bukan
bentuk keterkekangan, tp spt not2 balok di orchestra, membuat macem2nya alat
music yg berbeda2 itu, ada drum, ada flute, ada biola dsb (yg masing2 punya
karakteristik berbeda dan memang sgt beda) tp alat musik2 itu saling
bekerjasama, dlm irama2 itu, not balok, dirigen yg mengatur itu supaya keunikan
masing2 alat music itu jd sebuah karya music nada2 indah yg harmonis. Makanya,
perlu sekali rasa toleransi, saling menghargai, coba deh Tanya ke biola apa dia
menjelek2an drum? Apakah pioano merasa sombong merasa suaranya paling indah
sehingga menganggap alat music lain itu jelek2 suaranya? Hellow… please… alat
music aja gak kayak gitu.
Makanya (Yunus : 99) Allah Swt berfirman; “Dan
jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya”
“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia
menjadikanmu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan”. (QS.
An-Nahl : 93).
Nah, ini jd pelecut bagi
ku untuk mencari sunnatullah2, hukum2 universal yg berlaku itu bgmn, agar
fitrah kebebasan manusia ku, tdk aku gunakan untuk memilih suatu keputusan yg
mungkin aku kira mem”bahagia”kanku, nyatanya justru mencelakakanku, baik diri
ku pribadi, social maupun alam. Gunakan pikiran dan “hati” ku menilai realitas
lebih objektif, menjalankan perintah pertama yaitu “Iqro”
Dan, khusus dlm agamaku, dikatakan bahwa setiap
perilaku ku aka nada balasannya, bukan hanya terlihat pd saat kita hidup di
dunia, tp juga di kehidupan selanjutnya. Makanya, dlm agamaku ada konsep pahala
dan dosa, surga dan neraka yg merupakan konsekuensi2 yg nyata. Bukan hanya
dongeng irrasional. Krn itulah, pantas saja di katakana nikmat tertinggi adl
keimanan. Kok tiba2 bahasan kesini? Yah.. begini loh,,, dgn iman, akhirnya aku
yakin atas pikiran, perasaan dan pikiranku pasti berarti, (apakah berarti hrs
dimaknai di atensi dan meminta pujaan dr manusia?) bukan,,, tp kebebasan ku ini
akhirnya bias ku arahkan kepada pilihan2 terbaik, yg diusahan menjadi ladang2
bekalku nanti, menyusun portofolio2 karya agar bias pantas masuk ke Surga-Nya.
Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan
(QS Al-Ahzaab : 39)
Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS At-Tholaq : 3)
Akhirnya bila aku merasa keputusan2ku ini di
tentang, dihina di fitnah di pojokkan, di jelek2an oleh manusia lain, (kecuali
kalau aku di kritik konstruktif, aku justru juga senang) tp ketika Tuhan
menghargaiku, menghitung keputusan2 perilaku ku itu sbg catatan2 kebaikan di
kitab yg akan di berikan dari kananku, yg membuat ku jd orang2 yg beruntung.
Maka, aku ga perlu lagi merasa kecewa dan bersedih hati akan “kicauan2”
“hasutan2” itu… ga perlu ke triggered atau jd respon impulsive emosional.
BismiLlah (yah tp manusia memang ada saat2nya keimanan “tinggi,” dan keimanan
“rendah”-->makanya butuh manusia lain saling mengingatkan kebenaran dan
kesabaran spt di surat Al-Ashr)
Maka insyaAllah, kalau di tanya ttg cita2ku,
(mungkin orang lain anggep cita2ku ini klise, hm…) tp tetap, cita2ku adl aku
termasuk jiwa2 yg tenang yg di panggil lembut oleh Tuhan di akhir hayatku, dan
di masukan ke dlm Surga Nya.
Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada
Rabb-mu dengan hati yang puas lagi di-ridhai-Nya! Kemudian masuklah ke dalam
(jamaah) hamba-hamba-Ku, Dan masuklah ke dalam surga-Ku! [Al-Fajr/89:27-30]
Comments
Post a Comment