SOSIO DRAMA SIMULASI BANJIR

Hari itu aku diajak Kak Ica untuk mengikuti kegiatan BCI (Bipolar Care Indonesia) simpul Bandung. Sekitar akhir tahun 2019. Dan Syukur Alhamdulillah aku diberi kesempatan dan bisa mengikuti acara tersebut.

Alhamdulillah disana saya dipertemukan dengan Mas Didi @psikodrama_id dan Bu Wieni @wienedewi yang memfasilitasi kita mengadakan Psikodrama. Ternyata waktu acara di mulai, saya tidak di bolehkan untuk mencatat atau kegiatan lain, karena saya di minta fokus mengikuti acara ini sampai tuntas. Saya sempat ada khawatir, akan lah saya lupa materinya kalau tidak saya catat. Namun di luar dugaan, kita tidak membahas materi dan teori esperti di seminar pada umumnya.

Acara kegiatan therapy kelompok dengan metode psikodrama itu adalah kegiatan therapy yang unik, yang belum pernah saya dapatkan dari dokter atau pun psikolog lain. Kami di sana betul-betul eksprolasi diri, mengungkapkan gagasan ide dengan gerakan ekspresi tubuh kita. Dan Di akhir sesi, saya di peluk erat oleh Bu Wiene, karena saya betul-betul katarsis di acara tersebut, sampai teriak, menangis tersedu-sedu tanda emosi saya benar-benar all out. Dan ternyata bukan saya saya, tapi teman-teman lain pun berproses, katarsis, ekspresif menyampaikan pesan lewat tubuh.

Lalu di akhir, kita sharing kalau lagi “kambuh” lagi stress dan penuh tekanan, apa yang kami lakukan untuk merelease emosi, ada yang dengan cara bernyanyi, baca puisi, menyulam, atau sekedar tidur, ada 50 cara kita temukan kalau tidak salah. Dan ini bisa jadi bahan share dan pendidikan bagaimana mengelola perasaan, pikiran dan perilaku kita yang penuh kesadaran.

Oke, pengantarnya selesai, saya masuk isi pembahsan kali ini, yaitu bagaiman asaya, sebagai guru ngaji mempraktekan psikodrama itu. Kata Mas Didi, yang kita bertemu di webinar, saya diizinkan untuk melakukan drama seperti yg sudah rohmah rasakan, efeknya begitu positif. Tapi ingat, saya pun sadar diri, saya bukan magister psikolog klinis yang bisa melakukan intervensi, saya hanya menggunakan cara psikodrama sebagai referensi bahan ajar, bukan sedang memberi advice, assestment atau melakuakn diagnosis dan sebagianya yang itu ranah psikolog profesional yang melakukan. Dan ternyata untuk sekedar sosiodrama, hal ini sudah lazim dilakukan di lembaga pendidikan, seperti yang saya baca di buku “Gurunya Manusia” karya Pak Munif Chatib.

Untuk melakukan sosiodrama ini, saya menyiapkannya dari sebulan sebelumnya. Pertama anak/siswa didik -saya panggilnya teman-teman saya-, mereka di minta membaca terjemahan Quran lalu mereka di persilahkan mencari minimal satu pertanyaan tentang teks Al-Quran tersebut, meraka ada yang bertanya tentang Al-Falaq ayat 4, “dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),” maksudnya buhul-buhul apa, berarti penyihir itu ada ya.. pertanyaan-pertanyaan yg agak tidak mudah saya jawab itu, saya tampung dulu, tidak sayalangsung jawab.

Setelah mengamati dan membuat pertanyaan (rumusan masalah) di ayat-ayat teks AL-Quran, pertemuan selanjutnya saya ajak mereka mengamati alam sekitar, di taman masjid tempat kita amati alam, seperti pohon, tongsampah, sepeda dan sebagainya, dan di minggu kedepannya saya adakan pengamatan tentang manusia, mereka mengamati manusia dan membuat pertanyaan atas realitas manusia, ada yng bertanya “apa yang terjadi bila manusia tidak punya perasaan?” “ bagaimana bila manusia tidak menggunakan otak modern?” “Bagiamana yang terjadi bila manusia hanya ada satu saja di bumi” “mengapa manusia beda sifat?” “mengapa manusia berkembang biak?“ “kemanakah roh manusia kalau sudah meninggal” “mengapa manusia berbeda agama” dan pertanyaan-pertanyaan filosofis lainnya yang tentu tidak bisa saya jawab langsung hari itu juga.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan teman-teman tersebut, saya pakai trik baru. Saya kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang related samakehidupan mereka, yang paling dekat dengan keseharian, per anak saya pilih 2-3 pertanyaan, lalu saya tulis ulang di kertas dan saya gulung lalu dimasukkan ke sedotan juga, seperti kocokan arisan. Nah tiap minggu saya kocok siapa yang kebagian menjelaskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dan minggu depannya, yang kebagian giliran, di beri waktu seminggu untuk menjawab

Pembahsaan pertama yang di amati dan di cari jawabannya adalah tentang “Kenapa kalau main sepeda harus di gowes dulu”. Minggu depannya di bahas tentang sepeda ada anak yang memperagakan pengggunaan sepeda, dan daya tunjukkan video ttg sejarah sepeda dan carakerjanya di akhir pertemuan.

Lalu yang kedua adalah tentang pohon, ‘kenapa ada pohon di bumi ini?” lalu saya ajak mereka ke pekaranan  masjid, menamati beda buah mangga dan pisang. Dari sana mereka sadar begitu banyak nikmat Tuhan yang di berikan pada kita, dengan adanya pohon, udara lebih adem dan bisa menghirup Oksigen, saya juga menunjukan video banjir bandang yang salah satunya terjadi karena pohonnya habis di babat dan di bakar. Mereka sangat antusias sekali dama mengamati dan berdiskusi.

Lalu, tangal 26 Oktober 2020, saya mengajak mereka berimajinasi, kalau di situasi banjir bandang, kalian mau berperan sebagai apa, ada yang jadi warga, polisi, regu penyelamat, dokter, suster, kameramen. Lalu mereka membawa alat-alat barang ekas untuk di buat mainan yang menunjukan bahwa mereka berperan sebagai apa, semisal dokter, maka buatlah stetoskop mainan dari bahan-bahan yang ada di rumah.

Keesokan harinya, mereka saya ajak untuk mind fullness, belajr teknik pernafasan dan mereka mencoba jadi pohon, kebanyakan mereka pohonnya sudah baik, tidak simetris, lalu coba buat pohon bersama 2 orang lainnya, dan akhirnya berempat mereka buat pohon, tanpa ada kata2 yang keluar, tapi gunakan tubuh untuk sampaikan pesan. Ada yang menjadi akar, batang, ranting, daun, bunga, buah, Di akhgir sesi sosio drama sebagai pohon ini, saya ajarkan kepada sisa siswi untuk tetaplah bermakna, walaupun hanya sekedar sebagai akar, bahwa akar tetap punya peran penting bagi tumbuhnya pohon, walaupun di bawah tanahm tidak terlihat, akar banyak jasanya. Lalu yang jadi bunga, saya tanya apakah boleh sombong? Mereka jawab tidak, alhamdulillah, walaupun bunga memang cantik bisa menghasilkan buah, tapi bunga bisa melakukan hal tersebut karena ada peran penting bagian pohon yang lain, seperti akar, batang yang menglirkan zat hara, daun yang melakukan fotosintesis, Jadi inti dari permainan ini adalah, kita harus punya peran dalam dunia ini, dan bermakna dalam menjalankan peran tersebut, ga perlu rendah diri, ga perlu iri dan sombong, karena setiap orang punya fungsi dan kedudukan dan peran yang berbeda bentuknya, tapi sebenarnya punya satu tujuan sama yaitu menjadi manusia berperan berkontribusi dalam masyarakat, sekecil apapun itu, kita ini eksis dan perlu rasa syukur pada Tuhan, berkatnya kita masih hidup dan diberi kesempatan untuk berperan di dunia ini.

Sosio drama pohon itu baru pemanasan, drama yang utamanya adalah drama banjir, pelaksanaannya tanggal 28 Oktober 2020, karena personilnya kurang, dan memang kita sedikit saja muridnya, agar tidak terlalu padat, dan ini sbg upaya pencegahan penularan virus covid-19, saya mencontohkan cara main sosiodramanya seperti apa. Saya gunakan suara-suara yang berbeda, ceritanya bapak-bapak, saya pakai suara berat, ada suara burung dsb.. lalu saya ajak mereka ikut main drama inisesuai perannya. Dan semua ini tidak saya kasih naskah, adi mereka sendiri yang spontan buat alur ceritanya. Dan sebelum masuk pembacaan al-Quran, saya ajak teman-teman berdiskusi hikmah apa yang bisa di petik dari sosio drama tadi, yaitu manusia jangan serakah dan sombong, apalagi demi uang itu tidak memperdulikan lingkungan, kita sebaiknya mencontoh rosul yang senantiasa menjaga keserasian, keseimbangan dan harmoni alam semesta. Dan akhirnya, di tutup dengan pembacaan Q.S Ar-Rahman 1-16 sebagai fondasi bahwa kita di perintah untuk menjaga keseimbangan, dan di akhiri doa akhirul masjlis.

AlhamduliLlah sosio drama berhasil di lakukan, tak terasa pengajian yang harusnya 1 jam, malah jadi 2,5 jam dan mereka bilang seru, ingin drama lagi.

Semoga nilai-nilai baik dari sosiodrama ini bukan sekedar hafal dan bisa jawab lembar ujian, tapu bisa di laksanakan di terapkan dalam keseharian teman-teman.

 


Comments

Popular posts from this blog

Kangen Uwa

Hobi Belanja

Penyaluran EMOSI