Review Webinar "The Art of Listening for Couples"
Ibu @angiedenrich ini bener2 ekspert dlm menjelaskan materi
ini, beliau sgt berpengalaman menangani persoalan parenting, relationship dsb,
saat di jelaskan oleh pembawa acara, daftar aktivitas dan prestasi beliaupun
membuatku jadi kagum, dan benarlah, dr pemaparan materinya, bisa mendapatkan
banyak insight yg bener2 aplikatif dan begitu bermanfaat untukku praktekan dlm
membangun relasi baik dgn pasangan, maupun orang2 disekitarku.
Oke, ada yg mau tau insight apa aja yg aku
dapatkan sbg proses pembelajaran menjadi pendengar yg baik? Semoga aku bisa
menjelaskan ulang dgn cukup baik ya..
Nah, temen2, aku ikut webinar ini krn aku sadar,
aku perlu meningkatkan skill mendengarkan ku, yg selama ini, aku evaluasi masih
blm tepat. Ya, kadang kalau lagi ngobrol, video call, aku suka nyambi sambil
baca2 artikel di IG, atau baca komik, mengerjakan kegiatan lain, padahal dia
lagi ngomong, (Maap ya A @dicky_irwana) terus, ketika orang lain berbicara pun,
kadang sekali dua kali, ada refleks selalu memberi advise dan malah kayak
cenderung menggurui, pernah juga menyela dsb...
Padahal ketika aku lagi curhat ke orang, aku
justru ga suka juga kalo dia melakukan apa yg aku lakukan spt itu, bahkan kalau
matanya ga menatapku, aku ga suka, aku anggap itu tandaya dia ga merhatiin.. hm..
pernah juga, mau curhat, cuma mau di dengerin, ada orang yg langsung bilang
"kamu ngomong apa sih, rumusan masalahnya apa? Fokus ke solusi dong, yg
kamu omongin itu itu terus, mbulet, kayak ga mau keluar dr masalah, mirip
kudanil yg betah di kubangan aja."
Nah, jd sempat mikir, oh salah ya kalau aku
butuh teman cerita, harus dipikir kaya bikin makalah kuliah ya kalau mau cerita
itu, hrs selesein sendiri aja?
Hm...apa salah kalau kita punya kebutuhan ingin
didengarkan? Divalidasi emosi? Dipahami? Ingin gitu punya tempat berbagi rasa,
berkeluh kesah...apa salah kalau kita butuh curhat2, ya mungkin yg di anggap
ngaler ngidul? Apa itu salah dan mebenarkan bentuk2 sikap tidak mau
mendengarkan? Kalau engga, seharusnya mendengarkan yg baik itu yg bagaimana? Oke,
lanjut part 2.
Nah dari webinar di @psylution bersama Ibu @angiedenrich, memang pada dasarnya, kita perlu tempat untuk
berkeluh kesah, berbagi rasa, dan tempat merasa mendapat dukungan, perlu
seseorang yg mengatakan, "aku ada, bagaimanapun kondisimu saat ini"
perlu merasa ada orang yg menenangkan kita, dan kita akan merasa lega dan
bahagia ketika ada orang yg menerima kita apa adanya di fase2 up and down nya
kita, (menerima apa adanya bukan = membiarkan tidak bertumbuh) kita makhluk
sosial, kita memang memerlukan orang yg mendampingi kita, dlm kondisi buruk
sekalipun.
Maka, mendengarkan, bukan hanya sekedar
mendengar, bukan sekedar hearing, justru frasanya, dlm bahasa Inggris itu
Listening. Bedanya apa? Hearing bisa saja ya dapat stimulus suara dr telinga
kanan, bisa keluar telinga kiri, kita ga ada kerelaan dan kesadaran penuh untuk
memahami pikiran dan perasaan di pembicara. Nah, mendengarkan itu justru lebih
dr itu, kita benar2 rela, mau, ada upaya memahami dan ikut berempati padanya.
Jadi, kita juga perlu pakai "hati", bukan sekedar kognisi, tapi
afeksi pun ikut berperan di dalamnya.
Nah, ciri2 mendengarkan yg baik itu bgm?
1. Fokus, tidak melakukan kegiatan lain,
2. Netral, objektif, tidak subjektif dan
memaksakan pikiran, perasaan, perilaku kita pada orang lain, juga bukan
cenderung cepat menilai apalagi menghakimi.
3. Empatik, sungguh2, bisa menempatkan posisi
kita seolah2 menjadi dirinya, kita kan mengalami kondisi yg Bgmn.
Ada 6 skill yg perlu kita latih, agar menjadi
pendengar yg baik, bisa di lihat di gambar...
Nah, gitu aja yg bisa aku bagikan, silahkan
merenung : apakah kamu benar2 mendengarkan?
Mari evaluasi dan belajar bersama. ♥️
Comments
Post a Comment