Posts

GURU MENGADAKAN LES

  Jaman waktu sekolah dulu (saya tidak mau menyebutkan jenjang yang mana) aku merasa di khianati oleh guru sendiri. Hal ini karena suatu hari aku menyapu dan membereskan kelas, dan tak lupa aku memeriksa kolong bangku yang memang biasanya teman-teman sering sekali menyimpan sampah di kolong bangkunya. Lalu ada yang berbeda di salah satu bangku itu, aku lihat ternyata kertas berisi soal-soal matematika. Wah lumayan nih, bisa untuk belajar di rumah. Mak aku simpan di tas saja kertas itu. Kebetulan di minggu itu, sedang berlangsung UAS. Esok hari nya aku berhadapan dengan UAS Matematika. Dan Aku kaget ternyata soal UAS ini sama percis dengan kertas yang aku temukan sebelumnya. Ini aneh, kenapa bisa ada kertas ulangan di kolong meja sebelum UAS itu di mulai. Aku langsung datang ke ruang guru, menuju wali kelasku, yang kebetulan guru matematika juga. Aku laporkan kenapa ada kertas ini sbelum UAS berlangsung, ini pasti ada kelicikan. Ibu itu malah langsung merebut kertasnya dan menyimpannya

Mad at That Song

  “I Mad at Disney” suka lagunya? Sorry sorry aja nih ya, sebagai penggemar Disney, aku malah “I mad at that song”, ya aku marah sama lagu itu. Karena seakan akan menetapkan semua cerita Disney itu tidak berfaedah dan mengaburkan arti nilai dari cinta yang sebenarnya. Seakan-akan anak-anak dan kita yang sudah dewasa tidak bisa belajar dari kisah-kisah klasik dan menarik dari Disney. Aku sangat tidak setuju dengan pemikiran dan makna judul lagu itu. Aku yakin, pembuat lagu mungkin hanya melihat cerita-cerita Disney itu dari satu sisi saja. Tentang pangeran berkuda putih yang menolong putri. Ga semua pangeran itu ganteng kok di Disney. Contohkan saja seperti di film “Beauty and The Beast”. Aku kira kita semua sudah menonton filmnya yah. Film itu adalah film Disney yang sedari dulu hingga sekarang menjadi film terfavorite ku. Dari sana aku belajar jatuh cinta itu tidak harus memandang fisik, tidak selalu harus kepada seseorang yang sempurna, seperti Belle yang mampu mencintai seorang

AADA (Ada apa dengan Aku?)

“Buat apa sih kamu posting foto kamu? Ga ada manfaatnya, nilai dakwahnya apa? Ga ada!” Begitulah kira-kira bunyi DM-an dari seorang teman. Di sebuah grup dikatakan, “Ngapain sih orang-orang Cuma posting foto, ga ada tulisan hikmahnya sama sekali, ga jelas” Aku yang berada di kumpulan itu memerah dan menunduk wajahku, karena saking malunya, merasa yang ditujukan oleh orang itu adalah akun IG ku. Lalu komentar-komentar senada yang menyalahkan caraku berekspresi di medsos ataupun di kehidupan sehari-hariku itu berhasil membuatku ke jurang, tanpa alasanpun kadang aku ada di jurang itu, ini lagi di tambah komentar nyinyiran seperti itu.   Struggling, kadang lelah dan mau menyerah saja, sampai pernah “berendam ria” di kamar mandi ga keluar-luar, tahan napas. Lalu obat-obatan di minum bersamaan karena bosan minum satu satu terus setiap hari. Tapi ternyata alhamdulillahnya di asrama dulu itu, teman-teman ku support dan akhirnya aku masih hidup saat ini.   AADA. Bukan AADC, Ada apa deng

Bukan Tulisan

 Ayah bilang “semoga kamu terhindar dari rasa bersalah dan menyalahkan apa yg terjadi di masa lalu”  Apa? Apa aku tidak salah dengar? Terhindar dari rasa bersalah? Lalu kalau aku tidak boleh menyalahkan diri ku sendiri, lalu hrs salahkan siapa? Orang lain? Lingkungan? Semuanya yg terjadi ya gara-gara aku! Semua yg terjadi padaku, aku lah yang bertanggung jawab akan hal itu!  Ini bukan ttg SIAPA, tapi ttg apa yang salah, mengapa masalah itu bisa terjadi, apa efek jangka panjang dan pendek dr masalah itu, bgmn mengantisipasi efek masalah yg terlanjur terjadi itu, bgmn bisa mencegah agar hal  itu tdk berulang kembali?  Ini ttg seberapa mau kamu menatap dan menyongsong masa depan, seberapa yakin km akan ampunan-Nya, seberapa yakin kamu bahwa Ia memberi kesempatan untuk bertaubat nasuha, selama km masih hidup di dunia, seberapa yakin kamu dgn firman2nya “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. 12:87),

Sang Maha Tulus

  Kini daku, dia, dan kami rasa : Dingin, kering, teriring angin. Gelap pekat tak terungkap. Kikis, meringis, tak tergubris Mengapa ? Sinar hangat cerah surya pun, bakar ladang. Sinar rembulan tulus cintanya pun, malam tetap dingin. Indah nya mawarpun, berduri. Indahnya gunung pun, ada lumpur. Tenangnya lautan, badai akan datang. Gemerlap emas berlian, tertimbun tanah. Mutiara, di dasar samudra. Kuatnya besi, akan karat. Lucunya kupu-kupu, harus ku jala. Lucunya kelinciku pun sulit ku tangkap. Lucunya kucingku pun ada cakar. Aku cari apa? Semua ada jarak batas ruang dan waktu Semua di luar harapan dan inginku Semua di luar rasa dan tuntutku Semua akan pergi, semua akan mati Aku cari apa? Tulus Bukan ! Tapi Maha Tulus. Dari kamu? Jangan besar rasa! #poems #writingformentalhealth Maybe you don't understand what I m talking about. How can I show my true feelings for you, guys. It's very unexpected, so complicated, what I really want to say 13 bil

Review Webinar Know, Forgive, Accept and Love your Self

  Bersama  @psylution  dan Kak  @hanumnanum Pernah dikumpulan anak2 (bkn yg di gambar), kita ngobrol, aku nanya mereka kesukaan makanannya apa, terus hobi mereka apa, idola mereka siapa. Dan anak2 langsung berebut menanggapi, cerita ttg kesukaan mereka masing-masing, namun ada satu anak yg diam saja, waktu semua udah cerita, dia tetap kebingungan, aku suka apa yah, ga tau. Dan memang diperhatikan, kalau dia diajak ngobrol, dominan jawabannya, "ga tau". Dan ini sptnya bukan hanya terjadi sama anak itu aja ya, sebagian dr kita, kadang, ketika di tanya ttg diri kita, ada yg bingung, ga tau, dan berarti blm kenal betul ttg diri kita. Bingung akan kita sebenarnya mau apa, membutuhkan apa, kita siapa, pertanyaan2 dasar dan sederhana spt itu, terkadang kita blm mampu jawab. Di webinar kali ini, aku belajar bgmn sih teknik praktis untuk lebih mengenal, memaafkan, menerima dan mencintai diri sendiri. Ya, SPT biasa, ga cukup 1 part. Yg mau baca sampai akhir, terimakasih, semoga bis

Review Webinar "The Art of Listening for Couples"

  Ibu  @angiedenrich  ini bener2 ekspert dlm menjelaskan materi ini, beliau sgt berpengalaman menangani persoalan parenting, relationship dsb, saat di jelaskan oleh pembawa acara, daftar aktivitas dan prestasi beliaupun membuatku jadi kagum, dan benarlah, dr pemaparan materinya, bisa mendapatkan banyak insight yg bener2 aplikatif dan begitu bermanfaat untukku praktekan dlm membangun relasi baik dgn pasangan, maupun orang2 disekitarku. Oke, ada yg mau tau insight apa aja yg aku dapatkan sbg proses pembelajaran menjadi pendengar yg baik? Semoga aku bisa menjelaskan ulang dgn cukup baik ya.. Nah, temen2, aku ikut webinar ini krn aku sadar, aku perlu meningkatkan skill mendengarkan ku, yg selama ini, aku evaluasi masih blm tepat. Ya, kadang kalau lagi ngobrol, video call, aku suka nyambi sambil baca2 artikel di IG, atau baca komik, mengerjakan kegiatan lain, padahal dia lagi ngomong, (Maap ya A  @dicky_irwana ) terus, ketika orang lain berbicara pun, kadang sekali dua kali, ada reflek