Posts

Showing posts from 2020

AADA (Ada apa dengan Aku?)

“Buat apa sih kamu posting foto kamu? Ga ada manfaatnya, nilai dakwahnya apa? Ga ada!” Begitulah kira-kira bunyi DM-an dari seorang teman. Di sebuah grup dikatakan, “Ngapain sih orang-orang Cuma posting foto, ga ada tulisan hikmahnya sama sekali, ga jelas” Aku yang berada di kumpulan itu memerah dan menunduk wajahku, karena saking malunya, merasa yang ditujukan oleh orang itu adalah akun IG ku. Lalu komentar-komentar senada yang menyalahkan caraku berekspresi di medsos ataupun di kehidupan sehari-hariku itu berhasil membuatku ke jurang, tanpa alasanpun kadang aku ada di jurang itu, ini lagi di tambah komentar nyinyiran seperti itu.   Struggling, kadang lelah dan mau menyerah saja, sampai pernah “berendam ria” di kamar mandi ga keluar-luar, tahan napas. Lalu obat-obatan di minum bersamaan karena bosan minum satu satu terus setiap hari. Tapi ternyata alhamdulillahnya di asrama dulu itu, teman-teman ku support dan akhirnya aku masih hidup saat ini.   AADA. Bukan AADC, Ada apa deng

Bukan Tulisan

 Ayah bilang “semoga kamu terhindar dari rasa bersalah dan menyalahkan apa yg terjadi di masa lalu”  Apa? Apa aku tidak salah dengar? Terhindar dari rasa bersalah? Lalu kalau aku tidak boleh menyalahkan diri ku sendiri, lalu hrs salahkan siapa? Orang lain? Lingkungan? Semuanya yg terjadi ya gara-gara aku! Semua yg terjadi padaku, aku lah yang bertanggung jawab akan hal itu!  Ini bukan ttg SIAPA, tapi ttg apa yang salah, mengapa masalah itu bisa terjadi, apa efek jangka panjang dan pendek dr masalah itu, bgmn mengantisipasi efek masalah yg terlanjur terjadi itu, bgmn bisa mencegah agar hal  itu tdk berulang kembali?  Ini ttg seberapa mau kamu menatap dan menyongsong masa depan, seberapa yakin km akan ampunan-Nya, seberapa yakin kamu bahwa Ia memberi kesempatan untuk bertaubat nasuha, selama km masih hidup di dunia, seberapa yakin kamu dgn firman2nya “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. 12:87),

Sang Maha Tulus

  Kini daku, dia, dan kami rasa : Dingin, kering, teriring angin. Gelap pekat tak terungkap. Kikis, meringis, tak tergubris Mengapa ? Sinar hangat cerah surya pun, bakar ladang. Sinar rembulan tulus cintanya pun, malam tetap dingin. Indah nya mawarpun, berduri. Indahnya gunung pun, ada lumpur. Tenangnya lautan, badai akan datang. Gemerlap emas berlian, tertimbun tanah. Mutiara, di dasar samudra. Kuatnya besi, akan karat. Lucunya kupu-kupu, harus ku jala. Lucunya kelinciku pun sulit ku tangkap. Lucunya kucingku pun ada cakar. Aku cari apa? Semua ada jarak batas ruang dan waktu Semua di luar harapan dan inginku Semua di luar rasa dan tuntutku Semua akan pergi, semua akan mati Aku cari apa? Tulus Bukan ! Tapi Maha Tulus. Dari kamu? Jangan besar rasa! #poems #writingformentalhealth Maybe you don't understand what I m talking about. How can I show my true feelings for you, guys. It's very unexpected, so complicated, what I really want to say 13 bil

Review Webinar Know, Forgive, Accept and Love your Self

  Bersama  @psylution  dan Kak  @hanumnanum Pernah dikumpulan anak2 (bkn yg di gambar), kita ngobrol, aku nanya mereka kesukaan makanannya apa, terus hobi mereka apa, idola mereka siapa. Dan anak2 langsung berebut menanggapi, cerita ttg kesukaan mereka masing-masing, namun ada satu anak yg diam saja, waktu semua udah cerita, dia tetap kebingungan, aku suka apa yah, ga tau. Dan memang diperhatikan, kalau dia diajak ngobrol, dominan jawabannya, "ga tau". Dan ini sptnya bukan hanya terjadi sama anak itu aja ya, sebagian dr kita, kadang, ketika di tanya ttg diri kita, ada yg bingung, ga tau, dan berarti blm kenal betul ttg diri kita. Bingung akan kita sebenarnya mau apa, membutuhkan apa, kita siapa, pertanyaan2 dasar dan sederhana spt itu, terkadang kita blm mampu jawab. Di webinar kali ini, aku belajar bgmn sih teknik praktis untuk lebih mengenal, memaafkan, menerima dan mencintai diri sendiri. Ya, SPT biasa, ga cukup 1 part. Yg mau baca sampai akhir, terimakasih, semoga bis

Review Webinar "The Art of Listening for Couples"

  Ibu  @angiedenrich  ini bener2 ekspert dlm menjelaskan materi ini, beliau sgt berpengalaman menangani persoalan parenting, relationship dsb, saat di jelaskan oleh pembawa acara, daftar aktivitas dan prestasi beliaupun membuatku jadi kagum, dan benarlah, dr pemaparan materinya, bisa mendapatkan banyak insight yg bener2 aplikatif dan begitu bermanfaat untukku praktekan dlm membangun relasi baik dgn pasangan, maupun orang2 disekitarku. Oke, ada yg mau tau insight apa aja yg aku dapatkan sbg proses pembelajaran menjadi pendengar yg baik? Semoga aku bisa menjelaskan ulang dgn cukup baik ya.. Nah, temen2, aku ikut webinar ini krn aku sadar, aku perlu meningkatkan skill mendengarkan ku, yg selama ini, aku evaluasi masih blm tepat. Ya, kadang kalau lagi ngobrol, video call, aku suka nyambi sambil baca2 artikel di IG, atau baca komik, mengerjakan kegiatan lain, padahal dia lagi ngomong, (Maap ya A  @dicky_irwana ) terus, ketika orang lain berbicara pun, kadang sekali dua kali, ada reflek

Review Webinar ACT

  25-8-20 Review materi Acceptance and Commitment Therapy (ACT) dari webinar bersama  @psylution   @stefanyvalentia Disclaimer! Sebelumnya ini webinar di khususnya untuk praktisi dan yg berlatar belakang ilmu psikologi, lulusan atau mahasiswa psikologi. Materi ini di gunakan sbg referensi untuk menangani client, tp Alhamdulillah walaupun aku bukan sbg orang yg akan menangani client, tapi dr materi webinar ini, bisa banget untuk membantuku dlm kehidupan sehari2, ya walaupun kalau pada kadar tertentu tentu tetap butuh tenaga profesional. Oke, jd ini aku share bukan dlm rangka teman2 cling bisa jd therapist atau tiba2 bisa jd menangani kasus oranglain, bukan juga jadi membuat temen2 pembaca menghilangkan fakta objektif dlm beberapa kasus memang memerlukan bantuan profesional. Oke, ini sifatnya membantu saja... Biasa, ini akan terbagi ke beberapa part ya... Okey kita mulai... Nah, untuk awal, sbg manusia kita diberi anugrah diantaranya pikiran dan perasaan, ya kan? Namun, dalam

Review Webinar Innerchild

  Pernah ga temen-temen merespon suatu stimulus tertentu dgn respon yg tanpa kita sadari, justru merugikan orang lain dan bahkan diri kita sendiri? Kita cenderung reaktif dan seakan2 terhack, emosi tak terkontrol, dan akhirnya, kita menyesalinya di akhir. Pernah juga ketika melihat postingan medsos teman ttg pencapaian2 hidup mereka, ada terbesit rasa iri, auto membandingkan diri sendiri sama orang lain, merasa inferior, mengatakan "yah, da aku mah apa atuh", dan kita memutuskan untuk menggunakan banyak topeng, mengira sptnya dgn cara ini, aku bisa di terima sama semua orang, kita ga mau menerima secara objektif diri kita ataupun orang lain, sering melakukan penyangkalan-penyangkalan, dan selalu merasa kurang, merasa ga cukup, dan merasa ga bermakna dalam hidup. Dalam hubungan dgn orang lain pun, kadang ga punya batasan yg jelas, terlalu mengintervensi dan membiarkan terlalu diintervensi, ada juga yg sulit sekali menerima perbedaan sikap, keyakinan dan perilaku yg berbeda